Cara Menentukan Take Profit dalam Trading
Menentukan take profit dalam sebuah perdagangan sebenarnya bukanlah sebuah perkara yang sulit, yang paling sulit adalah menentukan kapan harus membuka posisi perdagangan beli atau jualnya. Banyak metode atau cara dalam menentukan take profit dalam perdagangan, dan pada hakikatnya itu akan sangat tergantung pada strategi, teknik, atau sistem perdagangan yang dilakukan. Di atas TS sudah menuliskan 4 dari sekian banyak cara take profit, saya tertarik untuk mengomentari cara take profit dengan menggunakan level-level Fibonacci baik itu retracement ataupun expansion, sebelum saya memberikan beberapa contoh metode take profit paling umum yang digunakan oleh pedagang.
https://investsocial.com/id/forum/area-diskusi-trading/ensiklopedia-forex-kontes-jawaban-terbaik/13778177-ikhtisar-4-cara-mudah-menentukan-take-profit-dalam-trading?p=13779218#post13779218
Pada dasarnya fibonacci retracement ataupun expansion, bukanlah alat untuk menentukan take profit, walaupun sebenarnya ya sah-sah saja kalau itu mau digunakan oleh pedagang, tapi yang jelas aplikasinya salah. Sesuai dengan artinya retracement, "penelusuran kembali" mengacu pada pembalikan harga yang terjadi sepanjang di bawah tren dasar. Misalkan terjadi tren menurun ke bawah sebanyak 100 pips, kemudian harga berbalik naik, sepanjang tidak melebihi 100 pips, maka itu dikatakan sebagai penelusuran kembali atau koreksi. Tapi jika melebihi 100 pips, artinya sudah melebihi tren dasar, maka ini bukan dikatakan sebagai koreksi, tapi sudah reversal atau pembalikan tren. Nah, fibonacci retracement atau expansion ini digunakan untuk menentukan batas-batas koreksi harga yang mungkin terjadi. Implementasi yang benarnya seperti ini, walaupun ya sekali lagi seperti saya katakan di atas, sah-sah saja digunakan sebagai titik take profit.
Di bawah ini beberapa cara pedagang yang paling umum dalam menentukan take profit, baik itu dinamis atau statis antara lain:
Pergerakan harga yang membentuk support dan resistance ini dapat dimanfaatkan pedagang, baik untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk membuka posisi perdagangan ataupun menentukan di mana letak titik keuntungan yang diharapkan. Idenya pemikiran dari pedagang teknis adalah bahwasanya yang melakukan aktivitas perdagangan adalah manusia, dan sifat manusia pada umumnya mengulangi hal yang sama di masa depan. Ketika sebuah titik menjadi pijakan naik atau turun di masa lalu, ini bisa menjadi acuan untuk pedagang membuka posisi di titik atau area dekat titik tersebut. Targetnya perdagangan dengan metode support atau resistance tentukan support dan resistance itu sendiri. Misalkan beli di support maka potensi keuntungan akan sampai ke resistance, sebaliknya jual di resistance, targetnya di arahkan ke support.
Umumnya pedagang akan menggunakan moving average dengan periode lebih panjang sebagai identifikasi tren, dan yang lebih pendek sebagai pengarah. Misalkan, moving average 100 dan 20, jika moving average 20 memotong dari bawah ke atas moving average 100, maka ini adalah sinyal beli atau bullish, sebaliknya jika moving average 20 dari atas memotong moving average 100, maka ini adalah sinyal jual atau bearish. Pedagang akan membuka posisi sesuai sinyal, dan take profit akan disandarkan pada persilangan berlawanan dengan persilangan pembukaan posisi. Metode menentukan take profit ini disebut sebagai metode dinamis, tergantung kapan akan terjadi persilangan dari kedua moving average tersebut.
Ide perdagangannya biasanya pedagang akan membuka posisi beli ketika harga ditutup di atas titik pivot, kemudian target perdagangan akan diletakkan pada R1, atau R2, atau pun R3. Sebaliknya ketika harga ditutup di bawah pivot, maka pedagang akan membuka posisi jual dengan target perdagangan diletakkan pada S1, S2, ataupun S3. Namun sangat direkomendasikan kepada pedagang untuk tidak menggunakan tools ini secara mandiri, lebih baik dikombinasikan dengan indikator-indikator lainnya untuk memperkuat sinyal.
dan banyak lagi metode take profit yang dapat digunakan sesuai dengan strategi, sistem, atau teknik trading yang digunakan.
Pada dasarnya fibonacci retracement ataupun expansion, bukanlah alat untuk menentukan take profit, walaupun sebenarnya ya sah-sah saja kalau itu mau digunakan oleh pedagang, tapi yang jelas aplikasinya salah. Sesuai dengan artinya retracement, "penelusuran kembali" mengacu pada pembalikan harga yang terjadi sepanjang di bawah tren dasar. Misalkan terjadi tren menurun ke bawah sebanyak 100 pips, kemudian harga berbalik naik, sepanjang tidak melebihi 100 pips, maka itu dikatakan sebagai penelusuran kembali atau koreksi. Tapi jika melebihi 100 pips, artinya sudah melebihi tren dasar, maka ini bukan dikatakan sebagai koreksi, tapi sudah reversal atau pembalikan tren. Nah, fibonacci retracement atau expansion ini digunakan untuk menentukan batas-batas koreksi harga yang mungkin terjadi. Implementasi yang benarnya seperti ini, walaupun ya sekali lagi seperti saya katakan di atas, sah-sah saja digunakan sebagai titik take profit.
Di bawah ini beberapa cara pedagang yang paling umum dalam menentukan take profit, baik itu dinamis atau statis antara lain:
- Menggunakan Support Resistance
Pergerakan harga yang membentuk support dan resistance ini dapat dimanfaatkan pedagang, baik untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk membuka posisi perdagangan ataupun menentukan di mana letak titik keuntungan yang diharapkan. Idenya pemikiran dari pedagang teknis adalah bahwasanya yang melakukan aktivitas perdagangan adalah manusia, dan sifat manusia pada umumnya mengulangi hal yang sama di masa depan. Ketika sebuah titik menjadi pijakan naik atau turun di masa lalu, ini bisa menjadi acuan untuk pedagang membuka posisi di titik atau area dekat titik tersebut. Targetnya perdagangan dengan metode support atau resistance tentukan support dan resistance itu sendiri. Misalkan beli di support maka potensi keuntungan akan sampai ke resistance, sebaliknya jual di resistance, targetnya di arahkan ke support.
- Menggunakan Persilangan Moving Average
Umumnya pedagang akan menggunakan moving average dengan periode lebih panjang sebagai identifikasi tren, dan yang lebih pendek sebagai pengarah. Misalkan, moving average 100 dan 20, jika moving average 20 memotong dari bawah ke atas moving average 100, maka ini adalah sinyal beli atau bullish, sebaliknya jika moving average 20 dari atas memotong moving average 100, maka ini adalah sinyal jual atau bearish. Pedagang akan membuka posisi sesuai sinyal, dan take profit akan disandarkan pada persilangan berlawanan dengan persilangan pembukaan posisi. Metode menentukan take profit ini disebut sebagai metode dinamis, tergantung kapan akan terjadi persilangan dari kedua moving average tersebut.
- Menggunakan Pivot
Ide perdagangannya biasanya pedagang akan membuka posisi beli ketika harga ditutup di atas titik pivot, kemudian target perdagangan akan diletakkan pada R1, atau R2, atau pun R3. Sebaliknya ketika harga ditutup di bawah pivot, maka pedagang akan membuka posisi jual dengan target perdagangan diletakkan pada S1, S2, ataupun S3. Namun sangat direkomendasikan kepada pedagang untuk tidak menggunakan tools ini secara mandiri, lebih baik dikombinasikan dengan indikator-indikator lainnya untuk memperkuat sinyal.
- Teknik Round Number
- Average True Range (ATR)
dan banyak lagi metode take profit yang dapat digunakan sesuai dengan strategi, sistem, atau teknik trading yang digunakan.
cara take profit
cara take profit crypto
cara take profit saham
cara take profit di binance future
cara take profit di ipot
cara take profit saham di ajaib
cara take profit di metatrader 4
cara take profit forex
cara take profit indodax
cara take profit di ajaib
cara pasang take profit di mt4 android
cara menentukan take profit dan stop loss
cara menentukan take profit dengan fibonacci
cara set take profit di metatrader 4
cara take profit ipot
cara stop loss dan take profit
cara menentukan take profit
cara pasang take profit di ipot
cara menentukan stop loss dan take profit saham
cara menentukan stop loss dan take profit di forex
Post a Comment