0

 Dedolarisasi adalah menghilangkan ketergantungan pada mata uang DOLAR Amerika sebagai standar nilai tukar atau “currency valuation” , ini adalah salah satu upaya dari negara-negara dunia untuk “menekan” hemogeni negara Paman Sam tersebut soal mata uang internasional.




Sejak Bretton Woods System tahun 1944 dengan penetapan DOLAR sebagai mata uang sah negara Amerika menggantikan standar emas, DOLAR menjadi raja sebagai tunggal dunia yang digunakan dalam perdagangan internasional. Bukan itu saja, Amerika yang adalah negara ekonomi terkuat di dunia, menjadikan DOLAR sebagai uang yang diburu untuk disimpan sebagai lindung nilai atau “hedging”, dan menjadi uang cadangan nasional negara untuk kebutuhan transaksi bilateral ataupun multilateral.

Di tahun 2000-an negara-negara besar dunia seperti Tiongkok kemudian mulai berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang tunggal DOLAR, dan mengandalkan mata uang lokal. Tiongkok dengan mata uang Yuan miliknya, kemudian di tahun 2011 ambil langkah kongkrit dengan membuat perjanjian perdagangan multilateral seperti dengan Rusia, Australia, Brazil, Jepang, Iran dann lain sebagainya, untuk menggunakan mata uang nasional, tidak lagi dengan DOLAR. Tak berhenti hanya sampai disitu, bahkan di tahun 2015 Tiongkok kemudian berhasil mengembangkan pembayaran kliring lintas batas dengan pembayaran menggunakan Renminbi, sebuah pencapaian yang fantastis untuk mempercepat dedolarisasi.

Kemudian Rusia di tahun 2014, juga mengiatkan program dedolarisasi yang juga dipicu buruknya hubungan antara Rusia dengan Amerika. Rusia juga melakukan manuver inovasi dengan menciptakan sistem transfer keuangan layaknya SWIFT yang diberi nama SPFS yang membuat Amerika “mencak-mencak” bahkan mengancam Rusia dikeluarkan dari sistem SWIFT. Ketegangan yang semakin memuncak setiap tahunnya antar kedua negara, membuat porsi peralihan dari DOLAR ke mata uang lokal semakin tinggi.

Tak mau ketinggalan, beberapa negara lainnya juga berupaya menekan penggunaan mata uang DOLAR dan mengeksplor mata uang nasional dan sumber daya lokal miliknya. Blok EURO di tahun 2019 juga berinovasi mengembangkan dan mendirikan INSTEX yang mendukung transaksi NON DOLAR dan NON SWIFT untuk kerjasama bilateral dengan Iran, untuk menghindar dari pelanggaran sanksi yang dikenakan kepada negara Persia tersebut. Kehadian INSTEX juga turut diapresiasi oleh Rusia yang menyatakan diri untuk berpartisipasi di dalamnya.

Post a Comment

 
Top