Ya benar, secara fakta boleh dikatakan bahwa forex lebih beresiko dibandingkan dengan saham, karena kalau mau mau dikomparasi secara angka, orang yang mengalami kegagalan di forex trading jauh lebih besar dibandingkan mereka yang bekecimpung di saham, dan lagi orang-orang yang sukses di saham banyak kita jumpai dibandingkan mereka yang sukses di trading forex. Lantas, apa yang membuat forex lebih beresiko dibandingkan dengan saham, mari kita ulak ulik beberapa alasannya di bawah ini.
Pertama, forex adalah perbandingan mata uang dua negara. Trading forex adalah trading mata uang antar negara. Seorang trader bukan saja dituntut untuk bisa menguasai analisis teknis pergerakan harga, tapi juga analisis fundamental, karena ini adalah salah satu alasan atau trigger kenapa mata uang bergerak naik atau turun. Jadi pengetahuan Anda tentang ekonomi dan perekonomian dua negara yang diperbandingkan mata uangnya mutlak dibutuhkan, setidaknya pedagang paham dengan apa yang sedang terjadi pada kondisi perekonomian, dan apa dampaknya kepada mata uang negara tersebut.
Sementara saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan. Jadi trading atau membeli saham adalah tentang membeli perusahaan. Investor atau pedagang, hanya perlu melakukan analisis mengenai fundamental perusahaan, walaupun pada hakikatnya, analisis berbagai indikator ekonomi negara juga dibutuhkan, karena juga akan memberi pengaruh pada pertumbuhan perusahaan, tapi tidak seluas analisis perekonomian pada negara seperti pada analisis forex. Jadi dapat kita simpulkan bahwa scope atau cakupan analisa untuk forex jauh lebih luas dan complicated dibandingkan dibandingkan saham, karena saham hanya fundamental perusahaan sedangkan forex adalah fundamental perekonomian negara.
Kalau Anda trader forex, bayangkan hampir setiap hari trading, pedagang akan disuguhkan pada berbagai berita ekonomi, belum lagi rumor dan isu yang berkembang, belum lagi berbagai kondisi ekonomi dan geopolitik yang begitu dinamis yang membuat pergerakan harga mata uang mengalami naik turun tidakmenentu yang menciptakan volatilitas tinggi. Walaupun ini bisa jadi memberi keuntungan dalam waktu singkat, tapi sebanding dengan tingkat resikonya yang juga besar dalam waktu singkat. Sementara untuk perusahaan, akan sangat jarang muncul trigger yang benar-benar membuat volatilitas tinggi, kecuali terjadi kondisi luar biasa peda perusahaan seperti merger, akusisi, pailit dan lain sebagainya.
Alasan selanjutnya yang membuat forex lebih beresiko dibandingkan saham adalah mekanisme dari perdagangannya. Forex, khususnya online trading sistem margin, menggunakan leverage untuk mengungkit modal. Di satu sisi, ini memberikan peluang bagi banyak orang untuk trading dengan menggunakan modal yang kecil, kerena modal akan diungkit sampai puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali lipat. Misalkan, pedagang yang ingin berdagang 100 ribu USD, dengan sistem leverage tidak perlu menyediakan sejumlah 100 ribu USD. Jika menggunakan leverage 100x maka cukup menyediakan 1000 USD. Artinya dengan modal kecil dapat trading besar. Ini memungkinkan pedagang untuk membuat volume perdagangan dengan margin yang kecil.
Jika pedagang bisa mengontrol psikologi dan mengatur keuangan perdagangan dengan baik, ini tentu tidak menjadi masalah. Tapi dengan sistem seperti ini membuka celah bagi pedagang untuk serakah, dengan membuka volume perdagangan besar, mengharapkan untung besar, namun dibalik itu ada bahaya mengancam, bahawasanya kerugian juga akan besar jika ternyata pedagang melakukan kesalahan analisa. Ini sebabnya leverage forex dikatakan sebagai pedagang bermata dua, di satu sisi bisa melukai lawan, di sisi lain Anda sendiri bisa terluka jika tidak menggunakannya dengan bijak. Pemandangan trader khususnya pemula yang membuka 'lot gaban' bukanlah hal yang aneh lagi, karena sistem perdagangan margin memungkinkan untuk itu.
Berbeda dengan saham, tidak walaupun ada sistem pinjaman pialang, tapi tidak ada yang namanya sistem modal daya ungkit. Pedagang membeli saham di harga X, maka harus membayar juga di harga X dikalikan berapa jumlah lembar saham yang dibeli. Pedagang hanya bisa menjual setelah saham dibeli, dan ini berbeda dengan forex trading sistem margin, bisa menjual dan membeli sekaligus karena yang diperdagangkan adalah kuotasi dari pasangan mata uang yang dipairing. Itu sebabnya forex dikatakan sebagai perdagangan kesempatan dua arah atau two ways opportunity.
Post a Comment