0

 Pivot point adalah salah satu indikator yang paling banyak digunakan oleh pedagang teknis dalam memprediksi pergerakan harga di masa depan. Indikator ini bukan hanya dapat digunakan oleh pedagang teknis pendek, tapi juga menengah sampai panjang, karena pivot point bukan hanya bisa saja diukur untuk periode pendek seperti harian, tapi juga mingguan, bulanan bahkan tahunan. Pivot point adalah indikator yang menunjukkan batas tengah tengah harga acuan, support dan resistensi, yang semuanya itu dihitung dengan menggunakan formula khusus.

Lihat juga: InstaForex menawarkan trading cryptocurrency. Gabung sekarang!


Batas acuan yang banyak digunakan oleh pedagang teknis adalah titik pivot itu sendiri, di mana ketika harga ditutup di atas titik pivot artinya bias tren adalah bullish, dengan titik target terdekat terlihat di resistensi 1, jika ini ditembus, maka pergerakan harga kemungkinan besar akan kembali menuju resistensi 2, dan terakhir menuju resistensi 3. Sebaliknya ketika harga ditutup di bawah titik pivot artinya bias trend adalah bearish. Pedagang disarankan untuk membuka posisi jual dengan target terdekat terlihat di support 1, jika terjadi penembusan ke bawah, maka target selanjutnya ada di support 2, dan lebih panjang ke support 3.

Lihat juga: Investasi pada trader tersukses. Selengkapnya.


Bagaimana cara menghitung pivot?

Kita akan mengambil cara perhitungan pivot yang paling umum digunakan, yaitu dengan meratakan secara aritmetika dari harga tertinggi yang diwakili oleh huruf H, kemudian harga terendah yang diwakili huruf L, dan harga penutupan yang diwaliki oleh huruf C, kemudian titik pivot di notasikan dengan P. Rumusnya pivot point adalah:

Lihat juga: Hasilkan dari 15 USD dengan setiap trading. Gabung sekarang!


P = (H + L + C) / 3

dan dari persamaan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pivot point adalah rata-rata dari ketiga level harga di atas, itu sebabnya teknik trading menggunakan pivot point adalah melihat apakah harga ditutup di atas atau di bawah pivot. Setelah ketahui titik pivot selanjutnya untuk mencari titik support dan resistensi adalah:

R1 = P + (P - L) = 2 x P - L
R2 = P + (H - L)
R3 = H + 2 x (P - L)
S1 = P - (H - P) = 2 x P - H
S2 = P - (H - L)
S3 = L - 2 x (H - L)

Apa itu Pivot Camarilla?

Pivot point memiliki beberapa turunan perhitungan, salah satunya dikenal dengan nama Pivot Camarilla. Teknik perhitungannya sendiri ditemukan tahun 1989 oleh Nick Scott, perhitungannya hampir sama dengan pivot point yang membedakannya adalah kompleksitas perhitungan dan strategi perdagangannya. Jika di pivot point titik penting yang jadi fokus ada titik pivot, di Pivot Camarilla fokusnya pada resistensi 3 atau 4, atau support 3 atau 4, dengan idenya adalah bahwa harga biasanya akan kembali ke harga penutupan sebelumnya, dan saran perdagangan adalah kontrarian, artinya jual ketika harga telah mencapai resistensi 3 atau 4, atau beli ketika harga mencapai support 3 atau 4.

Rumus Pivot Camarilla

Camarilla Pivot Point menggunakan rumus sebagai berikut:

P = (H + L + C) / 3
R1 = C + ((H – L) x 1.1/12)
R2 = C + ((H – L) x 1.1/6)
R3 = C + ((H – L) x 1.1/4)
R4 = C + ((H – L) x 1.1/2)

S1 = C – ((H – L) x 1.1/12)
S2 = C – ((H – L) x 1.1/6)
S3 = C – ((H – L) x 1.1/4)
S4 = C – ((H – L) x 1.1/2)

Post a Comment

 
Top