Ketika Anda mengetikkan kata "tas" untuk pencaharian di mesin telusur internet, akan ada sekitar 972 juta hasil pencarian yang akan ditampilkan, dan mungkin akan bertambah seiring bertambahnya waktu. Itu adalah pencarian umum, di mana produk apapun baik itu "tas" ataupun yang bernama "tas" akan ditampilkan seluruhnya. Ketika Anda membutuhkan tas kerja, maka untuk memudahkan pencarian, maka Anda harus mengetikkan "tas kerja" maka sekitar 32 juta hasil pencarian akan ditampilkan, dan jika lebih spesifik lagi seperti "tas kerja selempang", sekitar 3,8 juta akan ditampilkan, dan semakin spesifik pencarian produk maka semakin mengerucut pencarian Anda.
Itu adalah ceruk pasar atau sering disebut sebagai "market niche", penggolongan, pengklasifikasian, segmentasi sebuah produk secara spesifik untuk dapat menjangkau kebutuhan dan preferensi unik. Perhatikan contoh di atas, produk "TAS" adalah pasar secara keseluruhan, sedangkan "tas kerja" atau "tas sekolah" atau "tas travelling", "tas belanja" dan lain sebagainya, ini adalah pasar secara spesifik, yang hanya akan menjangkau konsumen yang benar-benar butuh akan produk spesifik tersebut.
Pasar secara spesifik dinilai lebih dapat menjangkau dan melayani pelanggan secara maksimal, karena tentunya fokus terhadap produk dan layanan terkonsentrasi pada satu titik, dibandingkan banyak titik, dan faktanya ini adalah kunci rahasia kesuksesan berberapa perusahaan besar ternama seperti Hermes, Louis Vuiton, Channel, LV, Polo, Crocodile, Adidas, Coke, Pepsi, dan lain sebagainya. Mereka adalah perusahaan besar yang berhasil menerapkan strategi segmentasi produk yang kemudian menciptakan loyalitas pada pelanggan untuk terus menggunakan produk yang mereka tawarkan.
Apa keuntungan dan kerugian ceruk pasar?
Bayangkan sebuah minimarket yang menjual berbagai produk konsumen, dengan sebuah toko yang khusus menjual susu formula. Dalam minimarket mungkin juga dipajang susu formula, tapi pastinya jumlah dan jenisnya terbatas dibandingkan dengan toko khusus susu formula. Pelanggan ketika datang ke minimarket, boleh saja membeli susu tanpa direncanakan sebelumnya, tapi ketika mendatangi sebuah toko susu, pastinya memang sudah memiliki rencana membeli susu sebelumnya.
Itu adalah keuntungan menjangkau konsumen secara spesifik dan pastinya dengan sedikit persaingan di dalamnya, pada akhirnya menciptakan loyalitas pelanggan yang tinggi. Orang akan cenderung ingat untuk membeli susu pada satu tempat khusus yang menyediakan varian lengkap, dibandingkan pergi ke tempat lain, dan biasanya mereka akan mendapatkan harga lebih murah, karena biasanya dengan pembelian partai besar, pemilik toko akan mendapatkan potongan harga lebih tinggi, sehingga bisa membuat harga jual lebih murah tanpa mengorbankan margin.
Dari segi efisiensi biaya juga pastinya, karena pemeliharaan dan layanan toko spesifik seperti itu pastinya tidak membutuhkan biaya sebesar sebuah minimarket. Misalkan saja dari besaran basis data yang digunakan, pastinya segmentasi akan membuat ruang penyimpanan data menjadi kecil, pada pada akhirnya pemeliharaan sistem juga murah, atau misalkan dari segi sumber daya manusia, pastinya tidak sebanyak yang dibutuhkan untuk mengelola sebuah minimarket yang menjual banyak barang dibandingkan satu barang khusus.
Sedangkan dari sisi kerugiannya adalah pelanggan yang terbatas, karena yang datang hanya dengan tujuan membeli satu produk khusus yang ditawarkan. Ya bayangkan saja, pelanggan yang datang ke minimarket dengan tujuan membeli barang berbeda-beda, si A beli permen, si B beli soft drink, di C beli rokok, si D beli kecap, si F beli Shampo, dan lain sebagainya, sedangkan segmentasi hanya menyasar pelanggan dengan kebutuhan khusus yang sama, dalam hal ini seperti contoh toko susu, ya datang hanya beli susu saja, bukan produk lain karena memang tidak ada produk lain yang ditawarkan di sana.
Post a Comment