Flippening adalah salah satu istilah dalam dunia kripto, artinya pembalikan atau penyalipan dominasi. Secara umum, ini menggambarkan kondisi di mana sebuah mata uang kripto secara kapitalisasi pasar menggeser mata uang kripto lainnya, namun secara khusus 'flippening' ditujukan pada persaingan dua kripto papan atas, yaitu Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) token native blockchain Ethereum.
Dalam sejarah perkembangan cryptocurrencies, kapitalisasi pasar BTC selalu tinggi dibandingkan ETH. Kapitalisasi pasar atau market capitalization untuk kripto adalah nilai keseluruhan mata uang kripto tersebut secara agregat. Mengambil data terakhir per 8 Agustus 2022 dari situs Coin Market Cap terpantau kapitalisasi pasar untuk BTC berbanding ETH secara persentase berada di angka 40.3% berbanding 18.9%, ini artinya kapitalisasi pasar BTC lebih besar 2.1x dibandingkan dengan ETH, boleh dikatakan masih jauh, mengingat pasar kripto yang masih sangat terbatas dan dibatasi.
Tapi ada momen di mana kapitalisasi pasar ETH berhasil mendekati BTC yaitu pada bulan Juni 2017, kala itu market cap BTC berada pada angka 37% sedangkan ETC 32%, hanya terpaut 5%, dan ini membuat komunitas kripto yakin bahwa di masa depan, kapitalisasi pasar ETH akan lebih tinggi dibanding BTC, dan mengambil posisi puncak tahta dominasi terbesar kripto yang bertahun-tahun telah dipegang oleh BTC, walaupun faktanya saat ini, kedua mata uang kripto teratas tersebut harganya sedang mengalami kejatuhan akibat sentimen pasar yang timbul akibat kenaikan suku bunga The Fed, yang membuat investor merelokasi asetnya dari beresiko ke yang lebih aman.
Tentu keyakinan komunitas kripto ini punya alasan yang logis. ETH dinilai lebih memiliki fungsi yang di masa depan menjadi kebutuhan dibandingkan BTC. Sistem blockchain dari kedua mata uang kripto itu sangat berbeda. Blockchain BTC hanyalah buku besar semata, sedangkan blockchain ETH memiliki keunggulan dari sisi smart contract yang memungkinkan untuk diaplikasikan dan diimplementasikan pada berbagai produk dan sistem keuangan layaknya sistem konvensional yang ada. Misalkan, dengan sistem kontrak pintar yang ada di Etherum, memungkinkan komunitas untuk menabung, kegiatan pinjam meminjam, yield farming, stalkingdan lain sebagainya, yang notabene ini tidak bisa dilakukan pada BTC.
Artinya BTC dipandang tidak memiliki nilai guna di masa depan, hanya sebagai penyimpan nilai namun tidak bisa digunakan untuk mendukung kepentingan atau kegiatan ekonomi dari komunitas, sementara ETH memiliki kelebihan tersebut yang notabene dipercaya akan mampu menarik minat lebih banyak orang untuk masuk dalam komunitas atas dasar kebutuhan, dan tentunya dengan semakin banyaknya permintaan akan ETH, kapitalisasi pasar akan semakin besar, dan besar kemungkinan akan dapat mengalahkan kapitalisasi pasar BTC di masa depan.
Post a Comment