Treynor Ratio adalah rasio pengembalian berbanding volatilitas, mengacu pada kelebihan pengembalian investasi yang dihasilkan oleh setiap unit resiko dalam portfolio reksadana, saham, reksadana yang diperdagangkan di bursa, dan lain sebagainya. Itu sebabnya Tyenor Ratio disebut juga sebagai Reward to Volatility Ratio. Rasio ini perkenalkan oleh seorang ekonom asal Amerika bernama Jack Treynor, salah satu orang yang turut mengembangkan Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Kelebihan pengembalian investasi dalam hal ini mengacu tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan pengembalian umumnya pada aset bebas resiko. Semua investasi punya resiko, perbedaanya terletak pada besar atau kecilnya resiko. Namun obligasi negara dipandang sebagai sebuah instrumen investasi dengan resiko yang hampir mendekati 0 (nol) atau tidak ada resiko sama sekali, karena investor akan menerima rutin menerima kupon pada setiap periode pembayaran kupon, sebagai kompensasi atas investasinya, dan dipastikan ketika akan menerima pokok kembali ketika obligasi jatuh tempo, kecuali negara bubar, dan itu tentu sangat jauh dari apa yang dibayangkan.
Ratio Treynor yang lebih tinggi tentu akan lebih dipilih oleh investor, mengisyaratkan bahwa investasi tersebut akan memberikan akumulasi imbal hasil yang lebih tinggi terhadap investasi lain yang turut dibandingkan, tapi perlu digarisbawahi, Treynor Ratio bukanlah sebuah ukuran pasti kinerja investasi di masa depan. Investor tidak boleh mengacu hanya pada nilai Ratio Treynor ini untuk sebuah keputusan investasi, tapi juga mengkombinasikannya dengan rasio-rasio pengembalian investasi lainnya seperti Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), dan lain sebagainya.
Ratio Treynor pada dasarnya mirip dengan Ratio Sharpe, yang membedakannya adalah pada Ratio Tryenor ukuran ratio sistematis atau penyebutnya menggunakan Beta Portfolio, ukuran sensitivitas portfolio terhadap perubahan pasar, sedangkan pada Ratio Sharpe menggunakan Deviation Standard Portfolio, ukuran volatilitas secara keseluruhan yang terjadi di pasar. Rumus Ratio Treynor dituliskan sebagai berikut:
Tryenor Ratio = (Rp - Rf) / Beta ; dimana Rp adalah pengembalian portfolio, Rf adalah tingkat bebas resiko, dan Beta adalah Beta mengacu pada sensitivitas portfolio terhadap perubahan pasar secara keseluruhan.
Contoh, perusahaan dihadapkan pada dua pilihan investasi, yaitu A dan B. Investasi A dengan rerata pengembalian tahunan sebesar 10% Beta 0.9, sementara investasi B rerata pengembalian sebesar 14% dengan Beta 1.03, keduanya memiliki tingkat bebas resiko yang sama sebesar 0.05%, maka dari kedua investasi tersebut didapatkan"
Tryenor Ratio Investasi A = (0,10 - 0,05) / 0,90 = 0,056
Tryenor Ratio Investasi B = (0,14 - 0,05) / 1,03 = 0,087
Maka kesimpulannya adalah investasi B lebih menarik karena menghasilkan ratio Tryenor yang lebih tinggi.
Post a Comment