Apa itu Bamboo Network?
Istilah Bamboo Network terkait dengan negara tirai bambu, China, sering disebut sebagai Chinese Commmonwealth atau Persemakmuran China, mengacu pada jaringan bisnis antar perusahaan milik orang-orang China yang merantau di Asia Tenggara yang secara garis besar memiliki ikatan keluarga, hubungan pribadi, dan guanxi dan menganut filsuf Konfusianisme. Sebagian besar bamboo network berpusat di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Vietnam, Filipina, dan Singapura terkoneksi dengan China, Hongkong, dan Taiwan. Tercatat saat ini setidaknya 3/4 milyader di Asia Tenggara adalah orang-orang keturunan China.
Selama beratus tahun, orang-orang China telah menjadi minoritas tapi dengan kekuatan ekonomi yang bahkan bisa menguasai kaum mayoritas yang ada, memberikan pengaruh signifikan pada ekonomi domestik maupun internasional. Pencapaian kemakmuran bisnis dan ekonomi orang-orang China, tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak didapatkan secara instan, tapi kerja keras, konektivitas yang erat dan kuat satu dengan lain, saling membahu, tolong menolong, bukan sikut menyikut, kesetian berbakti dan ikatan kerja yang penuh tanggung jawab, membuat mereka mendominasi ekonomi kawasan Asia Tenggara saat ini dan membentuk elit ekonomi bukan hanya Asia Tenggara, tapi hampir seluruh negara dunia.
Konsep jaringan bambu sudah mengakar dari jaman kolonialisme barat di Asia Tenggara, yang dimulai dari pergerakan saudagar-saudagar China daratan melampaui batas negara secara perlahan membangun bisnis di beberapa negara Asia Tenggara, kemudian semakin mengembangkan jaringan bisnis dengan modal dasar-dasar dagang rumit, namun dengan implementasi yang baik pada pemodalan, pemasaran, distribusi, dan pengelolaan keuntungan. Masyarakat China perantauan bahkan memberikan kontribusi yang lebih besar dan signifikan dibandingkan komunitas masyarakat Tionghua yang sudah ada sebelumnya di kawasan, dalam memainkan peran penting menjaga vitalitas dan kemakmuran ekonomi kawasan yang dijangkau.
Pusat pengelolaan bisnis tersebar antar keluarga, namun dengan birokrasi terpusat. Fokus utama operasional bisnis adalah orang-orang yang memiliki ikatan keluarga, dekat maupun jauh, dengan saling membantu satu dengan lain dalam urusan modal, manajemen, termasuk tenaga kerja. Kekuatan inti bisnis orang-orang China terletak pada fleksibilitas pengambilan keputusan, dengan menghilangkan birokrasi berbelit yang notabene bisa menciptakan kerugian, dan ini seharusnya menjadi pelajaran bagi mayoritas yang merasa tersingkirkan. Bisnis orang China berfokus ke bisnis keluarga, diturunkan ke generasi sebelumnya dengan terus menurunkan budaya kerja yang disiplin, dan paling penting adalah bagimana menekan biaya bisnis sekecil mungkin untuk mendapatkan keuntungan besar.
Perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh orang-orang China bertumbuh dengan semangat yang kewirausahaan yang tinggi, saling menguatkan, cepat dalam pengambilan keputusan, intuitif, otokratis, hemat, paternalistik, serta berantai dengan urutan hierarkis yang berkesinambungan, baik itu pada bisnis kecil, menengah, ataupun skala besar. Namun kebanyakan perusahaan skala besar orang China, lebih berkembang di wilayah Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan, dipicu oleh keterbukaan dan kemudahan birokrasi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, dan membuka jaringan-jaringan perusahaan lebih kecil di Asia Tenggara, saling terkoneksi menciptakan jaringan bisnis yang luar biasa besar, memberi pengaruh signifikan pada perekonomian global.
Post a Comment