Oversubscribed adalah istilah dalam dunia saham, mengacu kondisi yang terjadi ketika permintaan akan saham lebih tinggi daripada jumlah yang diterbitkan, lebih sering dikaitkan dengan penjualan saham baru melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO). Sesuai dengan penggunaan istilahnya, "oversubscribed" maka lawannya adalah "undersubscribed", yaitu jumlah permintaan saham yang lebih rendah daripada jumlah yang diterbitkan oleh perusahaan.
Salah satu contoh kondisi oversubscribed adalah IPO Facebook pada tahun 2012. Di awal penjualan saham perdana, perusahaan besutan Mark Zuckerberg tersebut sukses menjual sekitar 337 juta lembar saham yang dipatok pada harga $28 s/d. $35 juta per lembarnya, dan dari penjualan tersebut perusahaan berhasil mendapatkan pendanaan sekitar $10,6 miliar. Namun, antusias investor begitu tinggi, permintaan terus berlanjut melebihi jumlah saham yang ditawarkan sebelumnya.
Tentu kondisi tersebut adalah hal yang mengembirakan bagi Facebook sendiri, artinya modal yang akan dikumpulkan akan lebih besar dari yang diperkirakan. Facebook kemudian menerbitkan saham tambahan sebanyak 85 juta lembar, dan total saham yang diterbitkan menjadi 221 juta lembar, atau kenaikan berkirasar 25%, dan bukan itu saja, tingginya permintaan ini membuat Facebook kemudian menaikkan harga sahamnya menjadi $38 per lembarnya. Keuntungan dari dua sisi, lembar saham terjual lebih banyak dengan harga yang lebih mahal dibanding harga IPO.
Apa keuntungan dari oversubscribed?
Bagi perusahaan tentu ini adalah kondisi yang menggembirakan, di satu sisi ini menunjukkan bahwa reputasi dan fundamental perusahaan sangat baik, dan ini yang mendorong investor memburu saham perusahaan tersebut, bahkan menginginkan lebih banyak saham untuk dibeli dari yang ditawarkan, yang pada akhirnya memunculkan kondisi kelebihan permintaan beli saham. Ketika ini terjadi, maka perusahaan dapat mengambil tiga langkah, menerbitkan lebih banyak saham, atau menaikkan harga baru, atau melakukan keduanya yaitu menaikkan jumlah dan harga saham, seperti yang dilakukan oleh Facebook.
Lebih banyak pendanaan yang didapatkan, tentu akan lebih bagus untuk sisi perusahaan, walaupun pada kenyataannya investor harus membayar untuk harga yang lebih tinggi jika perusahaanmemutuskan menaikkan harga sahamnya, menimbulkan resiko kerugian bagi investor jika ternyata harga saham setelah IPO akan mengalami kejatuhan, dengan harga di bawah IPO. Itu juga terjadi pada investor saham Facebook ketika oversubcribed, di mana harga turun di bawah harga IPO sampai Juli 2013 setelah rilisnya ditahun 2012, walaupun pada tahun-tahun berikutnya harga sahamnya kembali bangkit karena fundamental kuat Facebook dan kinerja yang kinclong.
Post a Comment